Kamis, 24 September 2015

KUE BULAN

Kue Bulan / Mooncake

Kue ini namanya "Kue Bulan". Di Indonesia ada juga kue bulan yang populer dengan nama kue "Tiong Chu Pia" (dari bahasa Hokkian). Kenapa namanya seperti itu, padahal bentuknya tidak bundar seperti bulan?

Varian Kue Bulan
Ternyata, kue bulan ini memang berbentuk tradisionalnya bundar. Namun seiring dengan perkembangan jaman, sekarang ini ada banyak jenis bentuk dan rasa kue bulan. Kue bulan bisa dibedakan dari cara membuatnya, isinya, rasanya atau bahannya.

Kue bulan menjadi kue tradisional yang selalu ada dalam perayaan festival musim gugur bagi masyarakat Tionghoa. Perayaan ini berlangsung pada setiap tanggal 15 bulan 8 sesuai kalender Imlek.

Awalnya kue ini adalah kue sesajian pada saat orang bersembahyang pada leluhur di musim gugur. Saat itu cuaca sangat baik, bulan purnama kelihatan dengan jelas. Para petani sibuk dan bergembira dengan hasil panen. Mereka bersembahyang kepada Dewa Bumi. Kue bulan ini selain melukiskan bulan purnama, juga melambangkan Dewa Bumi. 

Ada beberapa legenda mengenai kue bulan ini. Salah satunya adalah legenda heroik di masa pemerintahan Dinasti Ming. Saat itu rakyat mendapat pesan revolusi dari dalam kue bulan bahwa pada tanggal 15 bulan 8 mereka akan melakukan aksi menggulingkan Dinasti Yuan. 

Legenda lainnya adalah kisah Dewi Bulan Chang Er. Kisahnya, Ho Yi adalah seorang dewa yang memanah 9 matahari. Yi Wang Ta Tie (Penguasa Langit) sangat marah dan menghukung Ho Yi dan istrinya menjadi orang biasa yang tinggal di bumi. Suatu hari istrinya Chang Er menemukan obat awet muda. Sesudah ia meminum obat itu, badannya menjadi ringan dan dia terbang menuju ke bulan.  

Lampion - Dekorasi Festival Musim Gugur
Tradisi lain dari perayaan ini adalah perayaan lampion. Ada yang percaya, di bulan ada seorang tua bernama Yue Lao. Dia adalah Dewa Jodoh. Orang-orang muda akan beramai-ramai berkunjung dan bersembahyang pada Dewa Jodoh di kelenteng untuk meminta pasangan yang sesuai. 

Apakah Anda tahu legenda lainnya tentang kue bulan?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Potret Indonesia